Oleh : Keisya Nayla Alifah
Saat masih kecil, ketika ditanya tentang cita-cita, saya menjawab ingin menjadi dokter, dokter hewan, desainer, koki, guru, dan lain-lain. Tentu saja saya menjawab seperti itu juga karena saya belum mengerti tentang cita-cita, dan pada akhirnya setelah saya tahu arti tentang sebuah cita-cita, maka saya pun berpikir realistis tentang cita-cita saya di masa depan. Cita-cita orang berkembang seiring kebutuhan dan realitas yang dihadapinya. Dia sadar bahwa dengan ketekunannya dalam tujuan itu dapat berbuah cita-cita yang diinginkannya. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya mimpi atau cita-cita kita, semuanya ditentukan oleh faktor kuatnya keinginan. Manusia hidup di dunia ini haruslah mempunyai tujuan dan cita-cita hidup. Manusia yang tidak memiliki itu semua akan bingung menjalani hidupnya.
Setelah saya menelusuri apa yang saya sukai, apa yang saya kuasai, dan apa ketertarikan saya, saya akhirnya menemukan passion saya, saya menemukan ingin menjadi apa saya, hal apa yang saya sukai, dan ingin jadi seperti siapa saya di masa depan. Saya ingin menjadi sastrawan seperti sastrawan Indonesia, sastrawan Inggris, dan sastrawan Jepang hebat di luar sana. Saya tertarik sekali pada dunia sastra, budaya, dan bahasa asing. Saya ingin lebih memperdalam ilmu sastra, budaya, dan bahasa asing, terutama sastra Inggris dan sastra Jepang. Saya ingin tahu sejarah bahasa Inggris dan bahasa Jepang terbentuk, budaya Inggris dan budaya Jepang apa yang belum saya ketahui, seperti apa pola bahasa dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Banyak hal yang ingin saya ketahui tentang dunia sastra, budaya, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang. Saya bersyukur memiliki orang tua yang tidak pernah menuntut harus bercita-cita seperti ini, harus bercita-cita seperti itu, harus menjadi ini, harus menjadi itu. Orang tua saya selalu mendukung saya ingin menjadi apa yang penting saya berhasil bertanggung jawab akan jalan yang akan saya tekuni ini nanti di masa depan.
Saya menyadari bahwa untuk mencapai cita-cita yang saya impikan itu, saya perlu belajar, berkembang, dan terus mengasah keterampilan. Saya juga menyadari bahwa perjalanan menuju masa depan tidak akan selalu mulus. Tantangan dan rintangan akan selalu ada, tetapi saya percaya bahwa setiap rintangan adalah peluang untuk tumbuh dan berkembang lebih kuat. Saya siap menghadapi setiap tantangan dengan ketabahan dan ketekunan. Oleh karena itu, saya berharap untuk terus maju mengejar pendidikan yang berkelanjutan menjadi sarjana sastra (S.S) dan bisa menjadi sastrawan hebat seperti sastrawan di luar sana.
Masa depan saya mungkin tidak terduga, tetapi saya yakin bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan tekad yang kuat, saya akan mampu mencapai impian dan meraih kesuksesan yang saya tuju. Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana perjalanan ini akan membentuk diri saya menjadi individu yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi dunia di sekitar saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar